Tanpa disadari, angka timbangan perlahan bergerak naik. Baju favorit mulai terasa sempit, dan pantulan di cermin menampakkan perubahan yang sulit diabaikan. Banyak orang terkejut saat mengetahui bahwa berat badan naik tidak selalu disebabkan oleh makan berlebihan atau kurang olahraga. Ada kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari, bahkan tanpa sadar, yang diam-diam mendorong tubuh menyimpan lebih banyak lemak. Rahasianya, faktor-faktor ini sering kali tersembunyi di balik rutinitas harian yang tampak normal.
Berat Badan dan Kebiasaan yang Tidak Disadari
Berat badan naik sering kali dianggap semata-mata disebabkan oleh pola makan berlebih atau kurangnya olahraga. Padahal, ada banyak kebiasaan sehari-hari yang secara perlahan memengaruhi metabolisme tubuh dan mendorong penumpukan lemak. Hal-hal kecil yang dilakukan secara rutin dapat berdampak besar, baik secara positif maupun negatif, terhadap berat badan.
Mengetahui kebiasaan yang memicu berat badan naik adalah langkah awal untuk mengendalikannya. Beberapa di antaranya mungkin terlihat sepele, bahkan dianggap normal, namun bila dilakukan terus-menerus akan menambah berat badan secara signifikan.
Makan Terlalu Cepat
Kebiasaan makan dengan tergesa-gesa membuat tubuh sulit mengenali sinyal kenyang. Menurut Pemerintah Kabupaten Bantul otak memerlukan waktu sekitar 20 menit untuk menerima sinyal dari perut bahwa asupan makanan sudah cukup. Makan dengan cepat sering kali menyebabkan porsi yang dikonsumsi melebihi kebutuhan.
Selain itu, proses mengunyah yang singkat dapat mengurangi kenikmatan makan dan menghambat pencernaan. Makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan membebani saluran pencernaan dan membuat tubuh lebih sulit memproses nutrisi.
Porsi Makan yang Berlebihan
Mengonsumsi makanan dalam porsi besar, meskipun jenisnya sehat, tetap dapat menyebabkan kelebihan kalori. Porsi yang berlebihan sering terjadi karena penggunaan piring besar, kebiasaan mengulang makan, atau tidak mengukur takaran makanan.
Pengendalian porsi merupakan strategi penting dalam menjaga berat badan. Menyajikan makanan dalam piring kecil atau mengukur takaran sebelum makan dapat membantu mengontrol jumlah kalori yang masuk ke tubuh.
Mengonsumsi Minuman Manis
Minuman manis seperti soda, teh manis, kopi dengan gula berlebih, atau minuman kemasan memiliki kandungan kalori yang tinggi tetapi minim nutrisi. Kalori dari minuman tidak memberikan rasa kenyang, sehingga tetap ada keinginan untuk makan setelahnya. Bahkan Kementrian Kesehatan menjelaskan bahwa minuman tinggi gula tidak baik untuk kesehatan.
Kebiasaan ini dapat meningkatkan asupan gula harian secara signifikan. Gula berlebih yang tidak digunakan sebagai energi akan disimpan dalam bentuk lemak, sehingga berat badan naik dengan signifikan.
Kurang Tidur
Penelitian yang dilakukan oleh UNSRAT menjelaskan kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, seperti leptin dan ghrelin. Saat tidur kurang, hormon ghrelin yang memicu rasa lapar meningkat, sementara hormon leptin yang memberi sinyal kenyang menurun.
Kondisi ini membuat tubuh cenderung menginginkan makanan tinggi kalori, terutama yang manis atau berlemak, untuk mendapatkan energi instan. Kurang tidur juga mengurangi energi untuk beraktivitas, sehingga pembakaran kalori menjadi lebih sedikit.
Sering Melewatkan Sarapan
Sarapan memberi energi untuk memulai hari dan membantu mengatur nafsu makan sepanjang hari. Melewatkan sarapan justru membuat rasa lapar meningkat pada jam makan berikutnya, sehingga porsi makan menjadi lebih besar.
Selain itu, tubuh yang tidak mendapatkan asupan energi di pagi hari cenderung memperlambat metabolisme untuk menghemat energi, yang pada akhirnya mempersulit proses pembakaran lemak.
Mengemil Tanpa Disadari
Kebiasaan makan camilan sambil menonton televisi, bekerja, atau menggunakan ponsel dapat menyebabkan asupan kalori berlebih tanpa disadari. Fokus yang teralihkan membuat sulit mengontrol jumlah makanan yang masuk.
Jenis camilan yang sering dikonsumsi saat melakukan aktivitas santai biasanya tinggi kalori, garam, dan gula, seperti keripik, biskuit, atau permen. Jika kebiasaan ini berlangsung terus-menerus, berat badan akan bertambah tanpa terasa.
Kurang Aktivitas Fisik
Gaya hidup yang minim gerak atau sedentari menjadi salah satu penyebab utama kenaikan berat badan. Duduk terlalu lama di depan komputer, kurang berjalan kaki, atau jarang berolahraga membuat tubuh membakar kalori lebih sedikit dari yang dikonsumsi.
Aktivitas fisik tidak hanya membantu membakar kalori, tetapi juga menjaga massa otot. Otot yang aktif meningkatkan metabolisme basal, sehingga tubuh membakar lebih banyak kalori bahkan saat istirahat.
Makan Larut Malam
Mengonsumsi makanan berat di larut malam memberikan sedikit waktu bagi tubuh untuk membakar kalori sebelum tidur. Saat tidur, metabolisme melambat, sehingga kalori yang berlebihan lebih mudah disimpan sebagai lemak.
Makan larut malam juga sering melibatkan pilihan makanan tinggi kalori, seperti makanan cepat saji, gorengan, atau makanan manis. Kebiasaan ini menjadi lebih berisiko ketika dilakukan bersamaan dengan kurangnya aktivitas fisik di siang hari.
Konsumsi Makanan Olahan Berlebihan
Makanan olahan seperti sosis, nugget, roti putih, dan makanan cepat saji umumnya tinggi kalori, rendah serat, dan kaya lemak trans. Kandungan ini tidak hanya memicu kenaikan berat badan, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit metabolik.
Serat yang rendah membuat rasa kenyang bertahan lebih singkat, sehingga keinginan untuk makan lebih sering muncul. Sebaliknya, makanan utuh seperti sayuran, buah, biji-bijian, dan protein tanpa lemak lebih baik untuk mengontrol berat badan.
Stres Berkepanjangan
Stres memicu peningkatan hormon kortisol yang dapat meningkatkan nafsu makan dan mendorong konsumsi makanan tinggi gula atau lemak. Makanan ini sering kali memberikan rasa nyaman sesaat, tetapi dalam jangka panjang menyebabkan penambahan berat badan.
Stres juga dapat mengganggu pola tidur dan motivasi untuk berolahraga, sehingga berdampak ganda pada berat badan. Mengelola stres dengan cara sehat seperti meditasi, olahraga ringan, atau hobi dapat membantu mencegah kenaikan berat badan.
Cara Mengubah Kebiasaan untuk Mengontrol Berat Badan
Mengubah kebiasaan yang memicu kenaikan berat badan memerlukan kesadaran dan konsistensi. Mengatur jadwal makan, memilih makanan yang lebih sehat, dan meningkatkan aktivitas fisik adalah langkah awal yang efektif.
Tidur cukup, menghindari minuman manis, serta mengelola stres dengan baik akan membantu menjaga berat badan ideal. Tidak perlu melakukan perubahan drastis sekaligus, karena langkah kecil yang konsisten lebih mudah dijalani dan memberikan hasil jangka panjang.
Rekomendasi Dokter Spesialis Gizi Terpercaya di drSlimming.id
1. Dr. Marya W Haryono, Mgizi, Spgk, Finem
Dr Marya memiliki pengalaman 15 tahun dalam memberikan layanan konsultasi diet terpercaya mulai dari penggunaan obat diet, rekomendasi jadwal makan dan jenis makanan, serta olahraga yang harus dilakukan selama program diet agar mendapatkan hasil maksimal dan tubuh ideal sesuai keinginan.
2. Dr. Prinindita Artiara, BMedSc, SpGK
Dr Dita memiliki pengalaman 4,5 tahun dalam memberikan layanan konsultasi diet terpercaya mulai dari penggunaan obat diet, rekomendasi jadwal makan dan jenis makanan, serta olahraga yang harus dilakukan selama program diet agar mendapatkan hasil maksimal dan tubuh ideal sesuai keinginan.
Jika kamu ingin menurunkan berat badan secara aman, akurat dan terpercaya dalam mengkonsumsi obat diet paling ampuh bisa berkonsultasi online hanya via WhatsApp & Zoom bisa hubungi drslimming.id di +62 811-808-882
Anti repot & antri semua bisa kamu lakukan untuk wujudkan berat badan ideal hanya dari rumah. Semua program diet mulai dari pengaturan pola makan bergizi, diresepkan obat diet khusus yang akan dikirim sampai rumah hingga program olahraga akan dikawal hingga berat badan turun dengan dokter spesialis gizi.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, segera hubungi dokter spesialis gizi hanya di drslimming.id sekarang juga!