Slimmate, kamu pasti tahu betapa tidak nyamannya rasa perih di ulu hati, rasa mual, atau sensasi panas di dada saat asam lambung naik. Kondisi ini sering disebabkan oleh pola makan yang kurang tepat atau konsumsi makanan dan minuman tertentu yang memicu produksi asam berlebih di lambung.
Menurut dr. Prinindita Artiara Dewi, BMedSc, SpGK, dokter spesialis gizi klinik dari drSlimming.id menjelaskan bahwa pengendalian pola makan adalah langkah pertama dan paling penting dalam mencegah kambuhnya sakit maag atau GERD.
Ia menyarankan untuk menghindari makanan tinggi lemak, gorengan, minuman berkafein, dan bahan makanan yang bersifat iritatif seperti cabai atau saus asam. Berikut penjelasan lengkapnya.
5 Daftar Makanan yang Dilarang untuk Penderita Penyakit Asam Lambung
Menurut Harvard Health Publishing dalam artikelnya berjudul “GERD Diet: Foods to Avoid to Reduce Acid Reflux” (Harvard Health Publishing, 2023), pola makan memiliki peran besar dalam memicu maupun meredakan gejala GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
Beberapa jenis makanan terbukti dapat meningkatkan produksi asam lambung sekaligus menurunkan fungsi katup esofagus bawah (Lower Esophageal Sphincter/LES), sehingga asam mudah naik ke kerongkongan dan menimbulkan sensasi terbakar di dada (heartburn).
Berikut daftar makanan pantangan untuk penderita penyakit asam lambung yang perlu kamu waspadai. Daftar ini merujuk pada panduan diet GERD dari institusi medis seperti UPMC HealthBeat (2023), Cleveland Clinic (2022), dan Mayo Clinic.
1. Makanan Pedas dan Berminyak
Makanan pedas menggunakan sambal, cabai rawit, atau saus pedas memang menggugah selera, tapi bagi kamu yang punya lambung sensitif, ini bisa jadi pemicu utama kambuhnya asam lambung. Kandungan capsaicin pada cabai dapat memperlambat pengosongan lambung dan mengiritasi dinding pencernaan.
Selain itu, makanan berminyak seperti ayam goreng, rendang, atau tumisan dengan banyak minyak juga sulit dicerna karena kandungan lemaknya yang tinggi.
Lemak membutuhkan waktu lebih lama untuk diproses di dalam lambung, sehingga membuat makanan berada lebih lama di perut. Kondisi ini meningkatkan tekanan dalam lambung dan dapat memicu refluks pada penderita penyakit GERD.
2. Makanan Asam (Jeruk, Tomat, Cuka)
Buah yang dilarang untuk asam lambung bersifat asam seperti jeruk, lemon, tomat, atau cuka bisa meningkatkan kadar keasaman di lambung. Jika kamu sering mengonsumsi buah sitrus atau saus tomat, asamnya dapat memperburuk sensasi terbakar di dada.
Penderita penyakit GERD sebaiknya menghindari makanan dengan pH rendah karena dapat memperlemah fungsi katup lambung dan memperburuk refluks asam.
3. Gorengan dan Fast Food
Siapa yang bisa menolak gorengan renyah atau fast food? Tapi sayangnya, makanan ini mengandung lemak trans tinggi yang bisa memperlambat pencernaan dan membuat perut terasa penuh lebih lama.
Kondisi ini dapat meningkatkan tekanan lambung dan memperparah refluks.
Selain itu, fast food seperti burger, kentang goreng, atau ayam crispy umumnya mengandung bumbu, garam, dan minyak berlebih yang memperberat kerja sistem cerna.
4. Cokelat dan Keju Lemak Tinggi
Kandungan kafein dan teobromin dalam cokelat dapat meningkatkan produksi asam lambung. Sementara keju tinggi lemak seperti cheddar, mozzarella, atau keju olahan membuat pencernaan bekerja lebih keras.
Kombinasi keduanya sering kali jadi “bom waktu” bagi penderita penyakit asam lambung.
Konsumsi lemak jenuh dalam jumlah besar terbukti meningkatkan risiko refluks dan sensasi terbakar di dada (heartburn).
5. Daging Olahan dan Makanan Berlemak
Sosis, bakso, nugget, dan makanan kaleng termasuk dalam daftar makanan penyebab maag kambuh karena tinggi garam, lemak jenuh, serta bahan pengawet. Lemak berlebih membuat pencernaan melambat, sedangkan natrium tinggi dapat menahan cairan dan menekan lambung.
Sebaiknya batasi konsumsi daging merah berlemak dan pilih sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, atau tahu-tempe.
5 Daftar Minuman yang Sebaiknya Dihindari
Menurut studi yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology berjudul “Association Between Beverage Intake and Incidence of Gastroesophageal Reflux Symptoms” (2020), konsumsi kopi, teh, dan soda secara berlebihan terbukti dapat meningkatkan risiko munculnya gejala GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
Hal ini disebabkan oleh efek kafein dan karbonasi yang dapat menurunkan tekanan otot serta meningkatkan tekanan di lambung, sehingga asam lebih mudah naik ke kerongkongan.
Selain minuman tersebut, beberapa jenis lain seperti alkohol, susu full cream, dan minuman bersantan juga perlu dihindari karena dapat memperlambat proses pencernaan dan memperberat kerja lambung. Berikut daftar minuman pemicu penyakit asam lambung yang perlu kamu batasi atau hindari sepenuhnya:
1. Kopi dan Minuman Berkafein
Kandungan kafein dalam kopi dapat menstimulasi produksi asam lambung sekaligus memperlemah otot LES yang berfungsi menahan asam agar tidak naik ke kerongkongan. Akibatnya, penderita penyakit asam lambung sering merasakan nyeri ulu hati, mual, hingga sensasi terbakar di dada.
Selain kopi, teh kental, minuman energi, dan cokelat panas juga memiliki kadar kafein yang serupa efeknya terhadap lambung.
2. Soda dan Minuman Berkarbonasi
Minuman bersoda mengandung gas karbon dioksida (CO₂) yang dapat meningkatkan tekanan dalam perut dan menyebabkan sendawa berlebihan. Tekanan ini membuat asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan.
Selain itu, soda umumnya mengandung gula dan kafein tinggi yang bisa memperparah iritasi lambung.
Menurut UPMC HealthBeat (2016), konsumsi minuman berkarbonasi termasuk salah satu faktor pemicu utama refluks asam lambung pada penderita penyakit GERD.
3. Alkohol
Kandungan etanol pada alkohol bersifat iritatif terhadap mukosa lambung dan dapat menurunkan tekanan otot LES. Akibatnya, asam lambung menjadi lebih mudah naik dan menyebabkan sensasi panas di dada.
Selain itu, alkohol juga memperlambat proses pengosongan lambung, yang memperburuk gejala GERD.
4. Susu Full Cream dan Minuman Bersantan
Susu full cream dan santan mengandung lemak jenuh yang tinggi, sehingga memperlambat pengosongan lambung dan meningkatkan tekanan di perut. Kondisi ini dapat memicu refluks asam dan perut terasa penuh lebih lama.
Penderita penyakit asam lambung sebaiknya memilih susu rendah lemak atau susu nabati seperti almond milk, oat milk, atau soy milk sebagai alternatif yang lebih ramah untuk pencernaan.
5. Jus Tomat
Tomat mengandung asam sitrat dan asam malat yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan keasaman lambung. Ketika diolah menjadi jus, kadar asamnya menjadi lebih pekat dan memperparah iritasi dinding lambung.
Makanan dan minuman dengan pH rendah seperti tomat, jeruk, dan lemon merupakan pemicu umum terjadinya heartburn pada penderita penyakit GERD.
Tips Aman Saat Mengatur Menu Makan untuk Penderita Penyakit Asam Lambung
Menjaga pola makan yang tepat sama pentingnya dengan memilih makanan yang aman. Banyak penderita GERD atau sakit maag kronis mengalami kekambuhan bukan hanya karena jenis makanannya, tapi juga karena cara makannya yang kurang teratur.
Berikut beberapa tips panduan diet asam lambung dari dr. Prinindita Artiara Dewi, BMedSc, SpGK dari drSlimming.id yang bisa kamu terapkan agar lambung tetap tenang dan pencernaan berjalan optimal:
1. Makan dengan Porsi Kecil tapi Lebih Sering
Slimmate, makan dalam porsi besar bisa meningkatkan tekanan di lambung, sehingga asam lebih mudah terdorong naik ke kerongkongan.
Sebaliknya, makan dengan porsi kecil namun lebih sering (4–5 kali sehari) membantu menjaga kadar asam tetap stabil dan memberi waktu bagi lambung untuk mencerna dengan baik.
Strategi small frequent meals terbukti efektif mengurangi gejala GERD karena mencegah peregangan lambung yang berlebihan.
- Tips: Bagi waktu makanmu jadi sarapan, snack pagi, makan siang, snack sore, dan makan malam ringan.
- Hindari makan hingga terlalu kenyang (idealnya berhenti di 80% rasa kenyang).
2. Hindari Berbaring Setelah Makan
Posisi tubuh yang berbaring setelah makan membuat gravitasi tidak bisa membantu menahan asam tetap di dalam lambung. Akibatnya, asam mudah naik ke kerongkongan dan menimbulkan rasa perih di dada.
Kebiasaan makan malam terlalu larut sering jadi penyebab utama asam lambung naik di malam hari.
Menurut Verywell Health dalam artikel “The Best Time to Stop Eating Before Bed, Backed by Experts” (Panoff, 2025), waktu ideal antara makan terakhir dan tidur malam adalah minimal 2–3 jam, agar lambung memiliki cukup waktu untuk mencerna makanan secara optimal.
- Tips: Selesaikan makan malam sebelum pukul 19.00–19.30.
- Hindari camilan berat menjelang tidur, cukup konsumsi air putih hangat bila terasa lapar.
- Disarankan untuk duduk atau jalan setelah makan.
3. Pilih Makanan yang Lembut dan Tidak Memicu Gas
Penderita penyakit asam lambung sebaiknya memilih makanan dengan tekstur lembut, rendah lemak, dan tidak memicu produksi gas berlebih.
Contohnya seperti bubur, kentang rebus, sup sayur, ikan kukus, atau tempe rebus. Hindari makanan berserat kasar (seperti kol, sawi mentah, dan kacang-kacangan) yang dapat memicu perut kembung.
Makanan bertekstur lembut membantu menenangkan lambung dan mempercepat proses pencernaan tanpa menambah tekanan berlebih di saluran cerna.
Lalu Apa yang Boleh Dikonsumsi?
Slimmate, setelah tahu berbagai makanan dan minuman pantangan untuk penderita penyakit asam lambung, kamu mungkin bertanya-tanya: “Lalu, apa yang aman dimakan supaya lambung tetap tenang?”
Tenang saja, ada banyak pilihan makanan sehat yang justru bisa membantu menetralkan asam dan melindungi dinding lambung.
Beberapa jenis makanan yang disarankan antara lain:
- Karbohidrat kompleks dan Makanan pengganti nasi seperti nasi merah, kentang rebus, dan oatmeal yang lembut di perut.
- Protein rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, ikan kukus, tahu, dan tempe.
- Sayur yang baik untuk asam lambung seperti bayam, brokoli, wortel, pepaya, dan pir karena rendah asam.
- Minuman menenangkan seperti air putih hangat, jahe hangat, atau susu rendah lemak.
Makanan-makanan ini tidak hanya membantu menjaga kestabilan asam lambung, tapi juga mendukung kebutuhan gizi harian kamu agar tetap seimbang.
Kesimpulan
Mengatur pola makan adalah langkah penting untuk menjaga agar asam lambung tidak kambuh. Hindari makanan pedas, asam, berminyak, gorengan, daging olahan, serta minuman berkafein, soda, dan alkohol yang dapat meningkatkan produksi asam dan melemahkan fungsi katup lambung.
Sebaliknya, pilih makanan lembut, rendah lemak, dan rendah asam seperti sayur hijau, buah non-sitrus, serta sumber protein ringan seperti ikan kukus, tahu, dan tempe. Pendekatan ini juga sejalan dengan saran dari dr. Prinindita Artiara Dewi, BMedSc, SpGK, dokter spesialis gizi klinik di drSlimming.id yang sering menekankan pentingnya memilih makanan yang aman untuk lambung dan tidak memicu iritasi.
Jika kamu membutuhkan panduan yang lebih terarah, kamu bisa berkonsultasi melalui layanan dokter gizi online atau mengikuti program diet asam lambung yang dirancang untuk membantu menstabilkan gejala GERD melalui strategi makan yang tepat dan aman.
Dengan disiplin menjalankan pola makan yang seimbang serta memperhatikan cara dan waktu makan, kamu bisa mengontrol gejala GERD dan tetap beraktivitas dengan nyaman setiap hari. Selain itu, pastikan untuk tidak langsung berbaring setelah makan agar asam lambung tidak mudah naik ke kerongkongan.
Disclaimer:
Artikel ini bersifat edukasi dan tidak menggantikan konsultasi langsung dengan dokter. Respons setiap orang terhadap diet atau perawatan kesehatan dapat berbeda-beda. Jika Slimmate memiliki keluhan khusus, kondisi medis tertentu, atau sedang menggunakan obat/terapi, konsultasikan langsung dengan dokter atau ahli gizi.
Referensi:
- UPMC HealthBeat. (2016, updated 2023). What Is GERD? Symptoms, Treatment, and Diet. Diakses dari https://share.upmc.com/2016/07/what-is-gerd/
- Lim, S. X. B., & Brownlee, I. A. (2018). Assessment of the Acute Effects of Carbonated Beverage Consumption on Symptoms and Objective Markers of Gastric Reflux. Gastrointestinal Disorders, 1(1), 30–38. https://doi.org/10.3390/gidisord1010004
- Subadra, P. N. A. N., & Kusumadewi, I. G. S. A. J. (2022). Narrative Review: Lifestyle Intervention of Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Intisari Sains Medis, 13(1), 61–68. https://doi.org/10.15562/ism.v13i1.1230
- Harvard Health Publishing. (2023). GERD Diet: Foods to Avoid to Reduce Acid Reflux. Harvard Medical School. https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/gerd-diet-foods-to-ease-symptoms
- Cleveland Clinic. (2022). GERD Diet: What to Eat and What to Avoid. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/22230-gerd-diet
- Mayo Clinic Staff. (2023). GERD: Symptoms and causes. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940
- Ness-Jensen, E., et al. (2020). Association Between Beverage Intake and Incidence of Gastroesophageal Reflux Symptoms. Clinical Gastroenterology and Hepatology, 18(2), 389–397. https://doi.org/10.1016/j.cgh.2019.05.060
- Johnson, T., et al. (2010). Systematic Review: The Effects of Carbonated Beverages on Gastro-Oesophageal Reflux Disease. Alimentary Pharmacology & Therapeutics, 31(6), 607–614. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20055784/