10 Makanan Pengganti Nasi untuk Asam Lambung yang Aman

Bagikan:

Infografis 10 Makanan Pengganti Nasi untuk Asam Lambung yang Aman dari drSlimming.id, berisi daftar makanan rendah indeks glikemik seperti oatmeal, roti gandum, kentang, ubi jalar, pisang, quinoa, jagung, nasi merah, labu kuning, dan singkong.
10 Makanan Pengganti Nasi yang Aman untuk Asam Lambung. Pilihan karbohidrat rendah GI dan mudah dicerna membantu mengontrol gejala GERD. Infografis oleh drSlimming.id.

Slimmate, kamu mungkin sering mendengar bahwa nasi putih adalah sumber energi utama orang Indonesia. Namun, bagi penderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau penyakit asam lambung lainnya, konsumsi nasi putih berlebihan justru bisa memperparah gejala tersebut.

Nasi putih mengandung karbohidrat dengan indeks glikemik yang tinggi, artinya cepat dicerna dan dapat meningkatkan kadar gula darah secara tiba-tiba.

Penelitian terkini menunjukkan bahwa jenis dan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi sangat berpengaruh terhadap kondisi lambung.

Temuan ini menguatkan bahwa karbohidrat cepat cerna seperti nasi putih lebih berpotensi memicu peningkatan asam lambung dibandingkan karbohidrat kompleks yang dicerna lebih lambat.

Ciri-Ciri Makanan Pengganti Nasi yang Aman untuk Asam Lambung

Sebelum memilih makanan pengganti nasi, Slimmate perlu tahu dulu seperti apa karakter makanan yang ramah untuk lambung. Karena tidak semua sumber karbohidrat bisa ditoleransi dengan baik oleh penderita GERD atau asam lambung sensitif.

Berikut ciri-ciri makanan pengganti nasi yang aman dikonsumsi sehari-hari:

1. Indeks Glikemik Rendah hingga Sedang

Makanan dengan indeks glikemik (GI) rendah dicerna lebih lambat sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah maupun peningkatan sekresi asam lambung secara tiba-tiba.

Pola makan rendah glikemik dan rendah karbohidrat seperti oat, quinoa, kentang rebus, dan nasi merah, khususnya dengan membatasi gula sederhana, telah terbukti membantu menurunkan paparan asam di esofagus serta memperbaiki gejala GERD seperti heartburn dan regurgitasi.

Penelitian juga menunjukkan bahwa mengurangi asupan gula sederhana sekitar 62 gram per hari dapat memperbaiki gejala pada penderita GERD, termasuk menurunkan paparan asam lambung di esofagus akibat refluks.

2. Kaya Serat tapi Tidak Kasar

Serat membantu menetralkan asam lambung dan memperlancar gerakan usus, tetapi jenis serat yang terlalu kasar, seperti dari sayuran mentah atau kulit biji-bijian keras bisa mengiritasi lambung.

Pilihlah serat larut air (soluble fiber) seperti dari ubi jalar, oat, atau pisang matang, karena jenis ini membentuk gel lembut di lambung dan membantu melapisi dinding lambung dari iritasi.

Menurut Morozov (2019) dalam jurnal yang berjudul Letter: Dietary Fibre Benefits for the Oesophagus—Physical Rather Than Metabolic Action?, serat larut seperti psyllium terbukti memberikan perbaikan signifikan pada pasien dengan GERD non-erosifa.

Penambahan serat larut air dapat menurunkan jumlah episode refluks dalam 24 jam, meningkatkan tekanan minimal katup bawah esofagus (LES), dan mengurangi gejala seperti heartburn.

Serat larut diduga bekerja dengan mempercepat pengosongan lambung, menurunkan keasaman isi lambung, dan mengikat senyawa kimia dari makanan yang dapat melemahkan LES.

3. Makanan Berlemak

Makanan tinggi lemak bisa memperlambat pengosongan lambung, menyebabkan asam lambung naik lebih mudah. Oleh karena itu, pilih makanan pengganti nasi yang tidak dimasak dengan minyak berlebih.

4. Mudah Dicerna (Rebus, Kukus, Bukan Goreng)

Tekstur dan cara masak juga berpengaruh terhadap respon lambung.Makanan yang direbus atau dikukus lebih mudah dicerna, tidak banyak menstimulasi asam lambung serta rendah lemak.

Sebaliknya, makanan yang digoreng dalam minyak panas dapat mengiritasi mukosa lambung dan memicu sensasi panas di dada. Jadi, kalau ingin kenyang tanpa perih, pilih sumber karbohidrat kompleks seperti kentang rebus, ubi jalar, atau nasi merah dan dimasak tanpa minyak berlebih.

5. Tidak Terlalu Asam atau Fermentatif

Makanan yang bersifat asam atau mengalami fermentasi (seperti tape, kimchi, atau roti dengan ragi tinggi) dapat meningkatkan kadar gas dan tekanan di lambung.Hal ini bisa memicu refluks asam lambung dan perasaan begah.

Maka, pastikan makanan pengganti nasi yang kamu pilih netral atau bersifat basa (alkalin), misalnya kentang rebus, oatmeal, atau jagung manis, yang membantu menyeimbangkan pH lambung.

Daftar Makanan Pengganti Nasi yang Ramah Asam Lambung

Dalam program diet asam lambung yang dibuat oleh dr. Marya W Haryono, MGizi, SpGK, FINEM, pasien dianjurkan konsumsi makanan pengganti nasi seperti:

1. Oatmeal

Oatmeal merupakan pilihan terbaik untuk sarapan bagi penderita asam lambung. Kandungan serat larut (beta-glucan) di dalamnya berfungsi menyerap kelebihan asam dan membentuk lapisan lembut yang melindungi dinding lambung.

Selain itu, oatmeal termasuk makanan rendah lemak dan bersifat netral (pH sekitar 6,0–6,5), sehingga tidak memicu sekresi asam lambung berlebih.

Kandungan magnesium dan vitamin B-nya juga mendukung relaksasi otot lambung, membantu mencegah sensasi nyeri atau terbakar. Selain itu oatmeal juga baik dikonsumsi oleh pejuang diet penderita asam lambung.

2. Roti Gandum Utuh

Roti gandum kaya karbohidrat kompleks, serat, dan magnesium, yang semuanya berperan dalam menstabilkan kadar asam lambung.

Seratnya membantu mengosongkan lambung secara perlahan sehingga makanan tidak “menumpuk” dan menekan katup lambung bagian bawah (lower esophageal sphincter), penyebab umum refluks.

Roti gandum sangat cocok dokunsumsi saat diet untuk penderita asam lambung karena memberikan rasa kenyang lebih lama dibanding roti putih biasa.

3. Kentang

Kentang adalah sumber pati resisten dan serat lembut yang sangat ramah untuk pencernaan. Kandungan kalium dan magnesium di dalamnya membantu menetralkan kelebihan asam dan menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.

Kentang juga bersifat rendah gas dan tidak fermentatif, sehingga tidak menyebabkan perut kembung atau begah.

Namun, cara memasaknya penting, hindari menggoreng karena minyak panas dapat meningkatkan kadar lemak dan memicu produksi asam lambung.

Sebagai gantinya, rebus atau kukus kentang, lalu sajikan dengan sayur rebus dan lauk tanpa santan seperti ikan kukus atau ayam panggang.

4. Ubi Jalar

Ubi jalar mengandung beta-karoten, vitamin C, dan serat larut air yang baik untuk memperkuat mukosa lambung.

Zat antioksidan di dalamnya juga membantu meredakan peradangan dan mempercepat pemulihan jaringan lambung yang iritasi.

Selain itu, ubi jalar bersifat sedikit basa dan tidak menghasilkan gas berlebih, sehingga aman dikonsumsi oleh penderita GERD.

Kamu bisa mengolahnya dengan cara dikukus atau dipanggang.

5. Pisang

Pisang merupakan buah dengan sifat alkalin (basa) yang dapat menetralkan kelebihan asam lambung.

Serat pektin di dalamnya membantu memperlancar sistem pencernaan, mempercepat pengosongan lambung, dan mengurangi rasa penuh.

Pisang juga kaya vitamin B6 dan magnesium, yang membantu relaksasi otot lambung serta menurunkan stres, salah satu pemicu utama naiknya asam lambung.

6. Quinoa

Quinoa dikenal sebagai biji-bijian utuh (whole grain) bebas gluten dengan kandungan protein nabati, serat lembut, dan magnesium tinggi. Karbohidrat kompleks dalam quinoa dicerna perlahan, sehingga kadar gula dan asam lambung tetap stabil.

Selain itu, quinoa mengandung antioksidan seperti flavonoid dan quercetin yang membantu melindungi jaringan lambung dari kerusakan akibat stres oksidatif.

7. Jagung

Jagung termasuk makanan sumber karbohidrat kompleks, polifenol, dan vitamin B6. Kandungan antioksidannya bermanfaat melindungi sel-sel lambung dari peradangan dan menurunkan kadar radikal bebas di sistem pencernaan.

Jagung juga rendah lemak dan mudah dicerna, membuatnya ideal sebagai sumber energi bagi penderita lambung sensitif.

Agar tetap aman, konsumsi jagung rebus atau panggang tanpa tambahan margarin, cabai, atau keju yang tinggi lemak.

8. Nasi Merah

Nasi merah memiliki indeks glikemik (GI) lebih rendah dibandingkan nasi putih dan mengandung lebih banyak serat, zat besi, serta magnesium.

Serat dalam nasi merah membantu memperlancar pencernaan dan mencegah tekanan berlebih pada lambung akibat makanan yang lama dicerna.

Tekstur nasi merah yang agak keras dapat dibuat lebih lembut dengan menambahkan air lebih banyak saat memasak.

9. Labu Kuning

Labu kuning mengandung beta-karoten, vitamin C, serat halus, dan air tinggi, yang menjadikannya sangat baik untuk menenangkan sistem pencernaan.
Kandungan karotenoidnya membantu memperbaiki jaringan lambung yang rusak akibat iritasi asam.

Labu juga rendah kalori, mudah dicerna, dan memberi rasa kenyang cukup lama.

10. Singkong

Singkong adalah sumber karbohidrat kompleks bebas gluten dengan kandungan pati resisten dan serat tinggi. Pati resisten membantu menyehatkan mikrobiota usus (bakteri baik) serta menurunkan peradangan ringan pada sistem cerna.

Karena bersifat netral dan tidak asam, singkong sangat aman bagi penderita asam lambung.

Tips dan Peringatan

  • Cara konsumsi dan penyajiannya: Pilih metode masak dengan cara direbus atau dikukus agar mudah dicerna dan lebih rendah lemak. Batasi makanan yang digoreng, terlalu panas, atau terlalu dingin.
  • Waktu yang tepat untuk konsumsinya: Jam makan untuk asam lambung harus teratur tiga kali sehari dengan jeda yang cukup. Idealnya, beri jarak 4–5 jam antar waktu makan agar pencernaan bekerja optimal tanpa membuat lambung terlalu penuh atau terlalu kosong.
  • Batasi porsi: Saat di jam makan utama, usahakan makan dalam porsi kecil hingga sedang dan cukup sampai 70–80% kenyang agar lambung tidak terlalu penuh.
  • Hidrasi: Minum air putih cukup (2–2,5 liter per hari). Air putih bisa membantu menenangkan lambung dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.

Kesimpulan

Menjaga kesehatan lambung bukan berarti kamu harus berhenti makan karbohidrat, Slimmate. Kuncinya adalah memilih sumber karbohidrat yang lebih ramah untuk pencernaan seperti oatmeal, kentang, ubi jalar, atau nasi merah yang memiliki indeks glikemik rendah, tinggi serat lembut, dan mudah dicerna.

Makanan-makanan ini mampu membantu menetralkan asam lambung dan memberikan rasa kenyang lebih lama tanpa membuat perut terasa begah.

Namun, kamu tetap perlu memperhatikan cara masak, membatasi porsi, dan menentukan waktu makan. Jika kamu ingin pola makan yang lebih terarah dan aman untuk lambung, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter gizi untuk diet agar mendapatkan panduan yang sesuai dengan kondisi tubuhmu.

Referensi:

  1. Gu, C., Olszewski, T., King, K., Vaezi, M., Niswender, K., & Silver, H. (2022). The effects of modifying amount and type of dietary carbohydrate on esophageal acid exposure time and esophageal reflux symptoms: A randomized controlled trial. The American Journal of Gastroenterology, 117, 1655–1667.
  2. Lakananurak, N., Pitisuttithum, P., Susantitaphong, P., Patcharatrakul, T., & Gonlachanvit, S. (2023). The efficacy of dietary interventions in patients with gastroesophageal reflux disease: A systematic review and meta-analysis of intervention studies. Nutrients, 16.
  3. Ness-Jensen, E., Hveem, K., El-Serag, H., & Lagergren, J. (2016). Lifestyle intervention in gastroesophageal reflux disease. Clinical Gastroenterology and Hepatology, 14(2), 175–182.e1–e3.
  4. Morozov, S. (2019). Letter: Dietary fibre benefits for the oesophagus—Physical rather than metabolic action? Alimentary Pharmacology & Therapeutics, 49.
  5. Lee, S. J., et al. (2021). Dietary factors associated with gastroesophageal reflux disease: A cross-sectional study in Korean adults. Journal of Neurogastroenterology and Motility, 27(4), 580–589.
  6. Cleveland Clinic. (2023). GERD diet: Foods to eat and avoid.

Tanya drSlimming.id

Hi Kak! ada promo special nih!
WhatsApp
Tenangkan.id
Online sekarang
Hi kak, lagi cari paket diet yang sesuai? kebetulan aku ada promo spesial nih, mulai dari Rp500 ribuan aja! mau infonya?